KEFAMENANU, berandanusantara.com – Kegiatan Karya Bhakti TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di desa Kuluan, Kecamatan Biboki Feutleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/5/2015), resmi dibuka di lapangan SDK NON Kuluan sekira pukul 10.30 wita.
Pembukaan itu ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 3 (tiga) kali yang dilakukan oleh Wadanlantamal VII Kupang, Kolonel (P) David Santoso. Pembukaan kegiatan tersebut dihadiri Asisten 1 Setda TTU, Drs. Wilibrodus Apaut bersama Unsur Pimpinan Daerah Kabupaten TTU serta para pejabat struktural di Lingkup Pemkab TTU.
Wadanlantamal VII Kupang, Kolonel (P) David Santoso, saat membacakan sambutan tertulis Kepala Staf Angkatan Darat mengatakan desa Kuluan, Kecamatan Biboki Feotleu, Kabupaten TTU, Propinsi NTT merupakan wilayah tugas dan tanggungjawab dari Kodim 1618/TTU, Korem 161 WS Kupang, Kodam Udayana IX Bali. Pada pelaksanaan TMMD kali ini akan dilakukan pembukaan jalan sepanjang 200 meter, pembangunan MCK, perbaikan irigasi tertier sepanjang 50 meter, dan rehabilitasi tempat ibadat (kapela). Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 21 hari dengan melibatkan anggota 100 orang dari berbagai unsur TNI (AD-AL) Polri, Polpp dan instansi terkait lainnya serta masyarakat sebanyak 100 orang.
Santoso mengatakan, TMMD ke 94 kali ini dilaksanakan secara serentak di 61 wilayah Kabupaten Kota di seluruh tanah air.
Lebih jauh Santoso menjelaskan, TMMD adalah kelanjutan dari program Abri Masuk Desa (AMD) yang telah dimulai sejak tahun 1980. Dan selama tiga puluh lima (35) tahun, program lintas sektoral yang dilaksanakan secara terpadu antara TNI, kementrian pemerintah non kementrian pemerintah dan masyarakat ini telah menghasilkan capaian yang tidak sedikit di seluruh pelosok tanah air.
Selain itu, TMMD telah berkesinambungan dengan pemerintah dalam melaksanakan akselerasi pembangunan di daerah dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun semua capaian tersebut tidak menghentikan langkah TNI untuk terus melakukan penyempurnaan agar TMMD tetap relevan dan membawa manfaat bagi masyarakat. Dan dalam kaitan itu, bagi TNI, tahapan TMMD menjadi sangat penting.
Dalam tahapan ini, tandas Santoso, dilakukan koordinasi secara terpadu melibatkan berbagai instansi dan masyarakat sebagai pelaku dan pengguna TMMD. Dalam hal ini, semua program kegiatan TMMD haruslah berasal dari aspirasi dan kepentingan masyarakat di pedesaan tertinggal, terisolasi, wilayah perbatasan atau wilayah kumuh perkotaan atau terkait dengan kebutuhan nyata masyarakat setempat yang harus segera dicarikan solusi atau pemenuhannya dengan terus mempercepat proses pembangunan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang pada gilirannya akan memperkokoh persatuan TNI dengan rakyat yang merupakan landasan utama terwujudnya masyarakat yang makin tangguh. Disamping itu, program TMMD yang dilakukan secara terintegrasi melibatkan segenap komponen bangsa baik unsur pemerintah, masyarakat maupun instansi non pemerintah pada hakekatnya merupakan penerapan wujudnyata dari budaya gotong royong, suatu budaya bangsa yang luhur yang telah terbukti mengurai benang merah bangsa indonesia dari masa ke masa. Karenanya dalam kegiatan dan upaya pelestarian budaya gotong royong pada TMMD ke 94 kali ini, telah ditetapkan “Tri Sukses TMMD” yang meliputi; Sukses Penyelenggaraan, Sukses memperkokoh Kemanunggalan TNI-Rakyat serta Sukses meningkatkan budaya gotong royong di seluruh tanah air.
TMMD, tandas Santoso, meliputi kegiatan yang terkait dengan sasaran fisik dan non fisik. Kegiatan fisik, kata Santoso, antara lain pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana fasilitas umum lain yang menjadi kebutuhan masyarakat di pedesaan. sasaran fisik program TMMD diarahkan pada pembangunan infrastruktur, sarana, dan prasarana yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat. Dan pelaksaan secara fisik seperti itu, diharapkan dapat membuka isolasi antar desa di daerah-daerah terpencil, pedesaan, terbelakang maupun perbatasan guna membantu kegiatan pencapaian swasembada pangan untuk pada gilirannya semakin meningkatkan roda perekonomian daerah tersebut.
Sedangkan untuk kegiatan non fisik diarahkan pada kegiatan yang dapat menggugah kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara seperti penyuluhan wawasan kebangsaan, bela negara, kamtibmas, narkoba, serta penyuluhan pertanian. Kegiatan baik fisik maupun non fisik diharapkan dapat mengoptimalkan program TMMD sebagai wujudnyata kemanunggalan TNI-Rakyat.
Pantauan wartawan, pembukaan kegiatan TMMD tersebut diisi dengan aneka hiburan seperti tarian gong yang dibawakan siswa/siswi SDK NON Kuluan, tarian likurai dari warga setempat dan tebe bersama.(Lius Salu)