Distributor Sembako di TTU Diduga Kurangi Isi Barang Jualan

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

KEFAMENANU, berandanusantara.com- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Timor Tengah Utara, mengeluhkan sikap sejumlah Distributor Toko di Kefamenanu yang mengurangi jumlah isi barang-barang sembako di wilayah tersebut.

Sebagai contoh, jenis makanan ringan dan kopi instan. Sebelumnya berisi sepuluh lempeng, tapi dikurangi menjadi delapan lempeng. Begitupun kopi instan, sebelumnya sepuluh bungkus tapi dikurangi juga menjadi delapan bungkus.

“Bagaimana katong (kita) sonde (tidak) mengeluh pak, biscuit yang awalnya dalam satu bungkus kecil isinya sepuluh lempeng dikurangi menjadi delapan lempeng. Begitupun kopi ABC moka. Ini katong mau untung dari mana pak,” tandas Ina, salah satu pedagang kaki lima di bilangan Kota Kefamenanu, Kamis (11/12) siang.

Selain pengurangan pada jumlah isi barang, lanjut Ina, pengurangan juga dilakukan distributor terhadap jumlah banyaknya barang. Menurut Ina, biscuit dalam satu dos biasanya berisi 60 bungkus tetapi dikurangi menjadi 48 bungkus dengan harga satuan yang tetap sama yakni Rp 125 ribu/dos.

“Biasanya dalam satu dos ada 60 bungkus sekarang malah dikurangi menjadi 48 bungkus. Pak bayangkan sendiri. Jumlah pengurangan ini bukan sedikit,  dua kali lipat pak. Katong (kita) mau untung dari mana,” katanya kesal.

Ia menduga, pengurangan jumlah barang ini dilakukan oleh para pemilik toko setempat. Karena barang-barang ini didatangkan dari luar pulau NTT, dan sebelum dijual, barang-barang sembako seperti jenis makanan ringan dan beras bisa dikurangi jumlahnya. “Beta (saya) yakin ini ulah pemilik toko,” katanya singkat.

Oleh karena itu, ia meminta kepada pihak keamanan agar sesegera mungkin turun langsung cross cek kondisi ini pada toko-toko yang ada di Kefamenanu. “Tolong pak Polisi bantu katong (kami) cek langsung di toko-toko jangan sampai semua terapkan hal yang sama juga untuk pelanggan yang lain,”pintanya.

Ia mengaku pernah ditegur suaminya lantaran beberapa kali belanja di langganan tokonya, jumlah isi barang selalu berkurang. “Beta pung suami (suami saya) pernah marah gara-gara biscuit dengan kopi ABC moka jumlahnya kurang terus,” jelasnya.

Keluhan Ina bag gayung bersambut tatkala tanpa sengaja salah seorang sopir mobil boks turun lalu menawarkan sejumlah biscuit kepadanya dalam sebuah plastik berwarna putih kepada Ina yang saat itu tengah melayani sejumlah pembeli termasuk wartawan.

Disaksikan wartawan, Kamis (11/12/2014) sekira pukul 15.00 wita, sempat terjadi adu mulut antara Ina dengan sang sopir lantaran sebelum terjadi tawar menawar harga, Ina langsung menanyakan jumlah isi biscuit dalam bungkusan tersebut. “Ini biscuit isinya berapa? Soalnya kemarin beta (saya) belanja di toko Sinar Mulia, jumlahnya berkurang dari sepuluh menjadi delapan?” Tanya Ina spontan.

Mungkin kaget ditanya Ina soal jumlah isi biscuit tersebut, tanpa basa basi lagi sang sopir mengatakan, barang tersebut memang hanya plastik sehingga gampang dibuka. (lius salu)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *