SOE, berandanusantara.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), menilai menilai pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat belum secara tidak berjalan secara maksimal.
Hal ini terkuak dalam inspeksi mendadak (Sidak) Komisi IV DPRD TTS, Selasa (12/1/2015) kemarin. Dalam kunjungan tersebut, para Wakil Rakyat mendapati pasien yang hendak berobat di beberapa Poli harus duduk terlantar tanpa ada seorang petugas pun di tempat tersebut.
Rombongan Wakil Rakyat yang dipimpin wakil ketua Komisi IV DPRD TTS, Marthen Tualaka bersama sejumlah anggota diantaranya; Hendrik Babys, Relygius Usfunan, Bertholens Liufeto, Oria Kore, Yonathan Misa dan Roby Faot sangat menyayangkan kondisi yang terjadi di RSUD milik Pemerintah TTS itu.
Salah satu Anggota Komisi IV DPRD TTS, Hendrik Babys mengatakan hal tersebut sebetulnya tidak boleh terjadi. Dia juga sangat menyayangkan, karena pada pukul 10.00 pagi, seorang petugas maupun dokter tidak berada di tempat, bahkan pada loket pelayanan.
“Kalau kondisinya begini, yang menjadi korban adalah masyarakat. Sakit yang dialami pasien bermacam-macam yang membutuhkan pelayanan tenaga medis secara baik,” katanya.
Direktur RSUD TTS, Ria Tahun yang dikonfirmasi media ini, Rabu (13/1/2015) mengaku, saat tersebut petugas pada bagian yang kosong itu sedang berada di luar kota Soe. Mereka, kata Ria Tahun, pergi tanpa meninggalkan kunci ruangan, sehingga pada saat kunjungan pasien, membutuhkan waktu untuk membuka pintu.
Menurut dia, pihak RSUD terpaksa menggunakan kunci lain untuk membuka pintu Loket Pelayanan, untuk melayani pasien dan pengunjung lainnya. “Selasa kemarin itu, petugas ke Kupang dan membawa kunci sehingga pelayanan kepada masyarakat agak terlambat, namun pelayanan tetap berjalan setelah pintu dibuka,” jelas Ria (Megi)