Enam Kecamatan di Lembata Dilanda Krisis Air Bersih

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

LEWOLEBA, berandanusantara.com – Sejak bulan Juli hingga saat ini, warga enam kecamatan di kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami krisis air bersih. Hal ini diakibatkan keringnya lima sumber mata air yang selama ini menjadi konsumsi warga setempat.

Pantauan wartawan, Minggu (6/12/2015) kemarin, sumber mata air Lamadua Kalikasa yang berada di kecamatan Atadei yang melayani dua kecamatan tetangga yakni Ile Ape dan Ila Ape Timur debit airnya turun drastis.

Hal yang sama juga terjadi pada mata air Waikrata, desa Nubahaeraka yang melayani desa Atawolo dan sekitarnya. Akibatnya, untuk beberapa bulan terakhir warga Atawolo enggan meladang karena kekuarangan air minum.

Kepala Desa Lusilame, Petrus Tue Karang yang dihubungi via telpon, Senin (7/12/2015), mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan warga pihaknya membantu warga dengan menggunakan air tangki, melalui program bantuan social pemerintah desa Lusilame.

Ia sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah kabupaten Lembata, DPRD, serta SKPD terkait yang ada di kabupaten Lembata agar melihat persoalan krisis air ini dengan serius. Apalagi, kata dia, desa Lusilame merupakan salah satu destinasi wisata yang perlu diperhatikan.

“Kasihan, mau jadi desa pariwisata tapi tidak punya air bersih. Bagaimana desa mau maju dan hijau kalau kondisi yang ada seperti ini,” ujar Petrus.

Kondisi yang sama juga terjadi di kecamatan Nubatukan. Warga tujuh kelurahan di kecamatan ini sampai saat ini mengeluh karena pasokan air yang dikelolah PDAM Lembata semakin berkurang, bahkan hanya mengalir satu kali dalam seminggu.

“Namun kekurangan air ini ditanggapi biasa-biasa saja oleh pemegang kebijakan di Lembata,” ujar Yakobus, salah seorang pelanggan air PDAM di Lembata. (Mus)

Related posts