Kefamenanu, berandanusantara.com,- Akibat kehabisan persediaan obat- obatan di RSUD Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), yang dikarenakan masih menunggu proses tender akhirnya memakan korban.
Theresia Mbado, warga desa Dalehi, Kelurahan maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, pada Selasa (19/08/2014) akhirnya menjadi korban dari kondisi yang terjadi di Rumah Sakit tersebut.
Keluarga almarhum, Adrianus Fanggi dan Kornelia Fanggi, kepada wartawan, Jumad (22/08/2014) mengaku sangat kecewa dengan manajemen RSUD Kefamenanu.
“Apakah nyawa manusia harus pakai tender begitupun orang sakit harus pakai tender juga,ini kan aneh? Nyawa manusia tidak bisa ditender. Kami sangat kecewa sekali. Saat ke rumah sakit pada malam harinya dan masuk di UGD, yang ada cuma oksigen. Kami minta supaya infus, tapi infus tidak ada dan terpaksa pergi pinjam infus di pasien lain. Bahkan sarung tangan saja kami harus pinjam untuk lap darah dari mulut almarhum,” ujar Kornelia kesal sembari mengaku selama di rumah sakit petugas medis hanya memberikan resep sementara untuk obat keluarga pasien yang membeli.
“Saya tanya, di rumah sakit ini tidak ada obat kah? Perawat bilang tidak ada persiapan obat. Saya tanya lagi, bagaimana tindak lanjutnya, perawat hanya manggut-manggut,” akunya polos
Akibat kelangkaan obat, lanjut Kornelia, mereka terpaksa harus membeli obat di tempat praktek salah satu Dokter yang ada di kota Kefamenanu. Namun, kata dia, karena kekurangan biaya obat yang diberikan juga pas-pasan. “Obat lainnya juga harus dibeli di Atambua (Kabupaten Belu),” ungkapnya.
Kornelia juga mengaku pelayanan di rumah sakit tersebut sangat buruk, dimana dokter maupun perawat sama sekali tidak ambil pusing pasien yang ada.
Diakhir wawancara, Kornelia dan keluarga almarhum lainnya meminta manajemen RSUD Kefamenanu membenahi sistem pelayanan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. (lius salu)