MATARAM, berandanusantara.com – Target laba Rp500 Miliar per tahun oleh pengurus Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT), dinilai tidak lazim dan terlalu agresif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kantor Regional (KR) 8 Bali dan Nusa Tenggara, Rochman Pamungkas mengatakan pihaknya akan mengawasi Bank NTT agar rencana tersebut bisa berjalan dengan baik.
“Ini sangat berat, apalagi para pengurus dilantik pada pertengahan tahun,” ungkapnya saat memberikan materi tentang Perkembangan Industri Jasa Keuangan saat Pelatihan dan Gathering Media Massa Bali-Nusra yang berlangsung di Novotel, kawasan Mandalika Lombok, NTB, Minggu (30/6/2019), belum lama ini.
Apalagi, jelas Rochman, kredit perbankan di NTT mengalami lonjakan yang sangat signifikan, bahkan melampaui Bali dan NTB. Data per April 2019, kredit perbankan di NTT mencapai 12,67% year on year (yoy), atau Rp30,06 triliun. Menurutnya, pertumbuhan kredit tahun sebelumnya jauh di bawah angka tersebut.
“Jika dilihat sepanjang tahun yang terjadi atau Januari-April 2019 kredit tumbuh 2,67% (year to date/ytd),” jelasnya.
Di Bali, jelas dia, pertumbuhan kredit perbankan sebesar 4,91% (yoy) atau Rp87,42 triliun, dan ytd sebesar 1,86%. Adapun di NTB, pertumbuhan kredit perbankan sebeasr 7,95% (yoy) atau Rp41,16%, dan 3,47% ytd.
“Ini yang perlu diperhatikan lagi oleh Bank NTT. Jangan hanya mengejar target ekspansi dan harus lebih berhati-hati,” pungkasnya. (AM/BN)