Rahmat Saleh: Dari Aktivis Reformasi ke Bursa Direksi Bank NTT

  • Whatsapp
Rahmat Saleh. (Foto: dok pribadi)

KUPANG, BN — Nama Rahmat Saleh kembali menjadi perbincangan hangat, bukan karena kiprah masa lalunya sebagai aktivis Forkot di era Reformasi 1998, melainkan karena langkah barunya menuju salah satu jabatan strategis di Bank NTT.

Ia kini direkomendasikan sebagai calon Direktur Operasional dan Sumber Daya Manusia oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang digelar Rabu, 13 Mei 2025 lalu.

Read More

Rahmat, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Umum di Direktorat Operasional dan SDM Bank NTT, bukan satu-satunya kandidat. Bersama dirinya, nama Yohanis Landu Praing juga masuk dalam bursa calon yang akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT.

Namun bagi Rahmat, pencalonan ini bukan sekadar persaingan posisi. Ia menyebutnya sebagai mandat profesional yang harus dijalani dengan komitmen penuh terhadap prinsip Good Corporate Governance (GCG).

“Ketika RUPS memutuskan dan menunjuk saya sebagai calon Direktur Operasional dan SDM, maka itu adalah keputusan legal dan sah. Saya hormati dan jalankan dengan penuh tanggung jawab,” tegasnya seperti dikutip dari laman media Victory News.

Ia menyatakan siap mengikuti seluruh tahapan seleksi, sembari menaruh kepercayaan pada independensi OJK dalam menilai para calon berdasarkan integritas, kapasitas, dan rekam jejak.

“Saya percaya OJK akan bertindak secara transparan, independen, dan adil,” ujarnya.

Lebih jauh, Rahmat menegaskan bahwa proses ini bukan arena untuk unjuk kekuasaan pribadi, tetapi bagian dari agenda besar reformasi kelembagaan Bank NTT. Ia meyakini, pengisian lengkap jabatan direksi akan menjadi titik tolak penting untuk percepatan transformasi perusahaan daerah tersebut menuju tata kelola yang modern dan berorientasi profitabilitas.

“Jika seluruh posisi direksi telah terisi, maka langkah transformasi Bank NTT menuju tata kelola profesional dan peningkatan profitabilitas dapat segera diwujudkan. Itu harapan semua pihak, termasuk masyarakat NTT,” pungkasnya.

Menurut dokumen risalah RUPS-LB yang ditandatangani Notaris Serlina Dewi Darmawan pada 15 Mei 2025, struktur Dewan Komisaris akan diperluas dari tiga menjadi lima orang, sementara jajaran Direksi akan ditambah dari lima menjadi tujuh orang. Total, ada tujuh nama calon Direksi dan lima calon Komisaris yang diajukan pemegang saham. Dua di antaranya bersaing untuk posisi Direktur Operasional dan SDM: Rahmat Saleh dan Yohanis Landu Praing.

Kini, bola panas seleksi ada di tangan OJK. Namun yang pasti, Rahmat telah menyatakan komitmennya: bukan untuk menang sendiri, melainkan untuk melayani lembaga dengan profesionalisme dan integritas. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *