KEFAMENANU, berandanusantara.com – Belum lekang kasus gizi buruk yang melanda ribuan anak balita di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur baru-baru ini, kini muncul lagi kasus baru yakni kasus gizi kurang.
Sesuai data status gizi kurang yang dilaporkan tenaga medis yang tersebar di 26 puskesmas, 136 polindes, 42 puskesmas p
embantu (pustu) dan 14 pos kesehatan desa (poskesdes), kasus gizi kurang mendera 800 lebih anak balita. Sebanyak 800 lebih anak balita di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur mengalami gizi kurang.
“Data terbaru rangkuman tenaga medis dari puskesmas, polindes, pustu dan poskesdes menyebutkan saat ini ada 800 lebih anak balita di TTU menderita gizi kurang,” tandas Kepala Dinas Kesehatan TTU, dr. Derry Fernandes , M. Kes, senin (13/7/2015).
Derry menyebutkan, status gizi kurang maupun gizi buruk yang belakangan ini mendera anak di Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini disebabkan oleh tiga faktor yakni faktor intek makanan seperti jajan sembarangan, faktor ketidakpedulian ibu membawa anak balita ke posyandu dan faktor kurangnya pengetahuan tentang kesehatan balita. Akibatnya banyak balita yang tidak diketahui perkembangan kesehatannya saat masih belita.
Untuk memudahkan pengontrolan, Derry berjanji akan melakukan monitoring langsung ke setiap posyandu serta melakukan sweeping bagi yang tidak datang ke posyandu.
“Kedepan kita akan lakukan sweeping bagi sasaran yang tidak datang ke posyandu, hal itu dilakukan agar mudah dikontrol petugas kesehatan.” tegas mantan direktur RSUD Kefamenanu sembari meminta dukungan dari pihak-pihak terkait, agar dapat menangani masalah kurang gizi maupun gizi buruk yang belakangan ini melanda wilayah Kabupaten TTU. (Lius Salu)