SOE, berandanusantara.com – Aksi Damai yang dilakukan Simpatisan Jeriko di Arena Musyawarah Cabang (Muscab) Serentak Partai Demokrat di Hotel Bahagia Dua, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Rabu (18/5/2022) siang. Mereka mengecam pemecatan masal sejumlah Ketua DPAC yang dilakukan Ketua DPD Partai Demokrat NTT.
Bukan hanya itu, gegara aksi damai tersebut, beberapa acara pada kegiatan Muscab serentak ini akan diundur hingga Kamis (19/5/2022), bahkan seremonial pembukaan yang dijadwalkan akan berlangsung hari ini pada pukul 13:00 Wita diundur hingga pukul 17:00 Wita, Muscab serentak yang diselenggarakan DPD Partai Demokrat NTT tersebut akan memilih Ketua DPC region Timor, Rote, Sabu dan Alor.
Dalam aksi tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat NTT, Leonardus Lelo terus diteriaki oleh Simpatisan Jeriko. Ia dituntut massa aksi untuk menemui mereka, namun Leonardus tidak muncul di lokasi demo, dirinya tetap bersembunyi dibalik pemecatan massal sejumlah Ketua DPAC yang disinyalir sebagai aksi balas dendam terhadap para Ketua DPC yang memilih Jeriko saat Musda 2021 lalu.
“Ada sejumlah Ketua DPAC yang dipecat secara sepihak oleh Leonardus Lelo, ada pemecatan massal disejumlah daerah, di Malaka, Belu, TTU, TTS, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Ende hingga Flores Timur. Ini contoh praktek buruk berdemokrasi yang dilakukan Leonardus Lelo dan kroni-kroninya,” kata Heri.
Hal lain yang diangkat oleh Koordinator Simpatisan Jeriko, Herison Arianto masih pada tuntutan yang sama. Dalam orasinya, mantan Ketua BEM Unflor ini menuntut agar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan mengapa Jefri Riwu Kore dikalahkan secara tidak demokratis dalam Musda yang berlangsung tahun 2021 lalu, padahal Jefri Riwu Kore adalah pemenang hasil Musda dengan 12 suara mengalahkan Leonardus Lelo yang hanya memperoleh 11 suara.
Bahkan Heri menuding bahwa acara Muscab tersebut ilegal, karena dipimpin oleh Leonardus Lelo yang adalah Ketua Partai Demokrat NTT yang ditunjuk secara ilegal oleh DPP, mengapa demikian, kata Heri, karena yang bersangkutan kalah dalam Musda DPD Partai Demokrat NTT tahun 2021 yang lalu.
Heri yang membawa sekitar 300 massa aksi menuntut agar sejumlah Ketua DPAC yang dipecat masal oleh Ketua DPD segera dipulihkan kembali, agar pemilihan Ketua DPC dalam Muscab serentak kali ini berlangsung secara demokratis.
Dalam orasi penutupnya, Heri mengatakan bahwa pihaknya masih akan mengawal seluruh kegiatan yang dilakukan Partai Demokrat di NTT, termasuk akan melakukan aksi pada Muscab Region Sumba dan Flores yang akan dilangsungkan di kampung halaman Ketua DPD Partai Demokrat NTT di Kabupaten Sikka.
Sementara terkait aksi di TTS, pihaknya masih akan terus melakukan aksi hingga selesai acara Musda, “kami akan terus melakukan aksi hingga Partai Demokrat menjelaskan mengapa Jeriko dikalahkan dalam Musda, mengapa para Ketua DPAC dipecat secara masal, itu tuntutan kami,” pungkas Heri. (*/BN)