KEFAMENANU, berandanusantara.com,- Penerapan ujian nasional sekolah secara online bakal mempersulit siswa sekolah yang berada jauh dari jangkauan listrik apalagi akses internet.
Demikian penegasan Kepala sekolah SMP Negeri Haulasi, Kecamatan Miomaffo barat , Timor Tengah Utara, NTT, Egidius Nesi.
Kepada wartawan, Senin (10/3/2015) Egidius mengatakan, penerapan ujian nasional secara online bakal mempersulit siswa pasalnya kebanyakan siswanya tinggal di desa yang belum terjangkau aliran listrik, bahkan disekolahpun tak ada aliran listrik.
Kendala itu yang sering ditemui oleh guru dan siswa setiap jam pelajaran apalagi terkait ujian nasional menggunakan sistim online.
“Kita di sekolah, siswa mau buka laptop saja bingung, apalagi mau akses internet selain itu guru TIK dibidang itupun kurang,”tandasnya
Diakuinya, bukan saja siswa, para guru yang mengikuti ujian terkadang masih kesulitan membuka perangkat laptop dan juga kesulitan mengakses internet.
Kesulitan menggunakan laptop serta akses internet menjadi kendala utama sebab akses listrik belum terjangkau ke kampung yang ada gedung sekolah.
“Kita harap penerapan ujian nasional secara online itu dikaji ulang lagi sebab kalau disamakan antara kota dengan desa maka sudah pasti desa ketinggalan karena keterbatasan listrik untuk akses internet dan untuk menghidupkan komputer,”pintanya.
Ditambahkannya, Jumlah siswa seluruhnya 117 siswa yang terdiri dari kelas 7, 8 dan kelas 9, sementara siswa kelas 9 yang siap mengikuti ujian nasional secara online sebanyak 36 siswa.
Terkait hal itu, Kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) Kolo Donatus mengatakan, kabupaten Timur Tengah Utara belum bisa mengikuti penerapan ujian nasional secara online. Pasalnya sekolah-sekolah di wilayah TTU belum memenuhi persyaratan akreditasi tipe A.
“Kita TTU belum mampu mengikuti ujian masional secara online karena syarat utamanya harus akreditasi tipe A sementara sekolah-sekolah di sini belum mencapai akreditasi tipe A,”tandasnya.
Selain belum memenuhi akreditasi tipe A, fasilitas pelengkap di sekolah-sekolah belum memadai untuk mengakses IT.
“Diisyaratkan di setiap sekolah itu paling tidak tiga anak harus tersedia 3 unit komputer ditambah 5 unit komputer cadangan,”katanya.
Ditambahkannya, untuk wilayah Nusa Tenggara Timur seluruhnya, hanya satu sekolah yang akan dirujuk untuk mengikuti ujian nasional secara online yakni SMK Negeri 1 Kupang.
“Hanya SMK Negeri 1 satu Kupang yang berpeluang mengikuti ujian nasional secara online karena sudah berakreditasi tipe A dan sarana prasarananya mendukung,”pungkasnya. (lius salu)