KEFAMENANU, berandanusantara.com – Puluhan Warga Desa Oenbit, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (21/5/2015), mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Kefamenanu guna menuntut Kejari Kefamenanu menepati janji untuk memanggil dan memeriksa pejabat Pemerintah Daerah dan PT Elgary Resource Indonesia.
“Kami ke sini menuntut Kejari Kefamenanu menepati janji untuk memanggil dan memeriksa pejabat pemerintah daerah dan PT Elgary terkait permasalahan tambang mangan desa Oenbit. Pasalnya sampai saat ini belum direalisasikan,” tandas koordinator aksi, Emanuel Tabean.
Emanuel menduga janji Kejari Kefamenanu untuk memanggil dan memeriksa pejabat pemerintah daerah dan PT Elgary hanya sebuah permainan saja. Karena itu ia mengatakan bersama warga akan dengan cara mereka sendiri membubarkan PT Elgari yang melakukan aktifitas tambang mangan di tanah ulayat mereka.
“Kami hanya berandai-andai saja. Dan kalau dibiarkan berlarut-larut kami akan lakukan dengan cara kami sendiri,”tegas Emanuel.
Kepala seksi intelijen Kejari Kefamenanu, Alma Wiranta saat menemui massa mengatakan dalam waktu dekat akan memanggil pejabat pemerintah daerah dan PT Elgary Resource Indonesia, terkait izin tambang mangan desa Oenbit.
“Kita belum bisa pastikan kapan waktunya untuk pemanggilan. Namun pastinya dalam waktu dekat ini. Kita minta dukungan bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian dalam memroses hal ini. Karena pada dasarnya kita kita berada pada pihak yang benar,”pintanya.
Usai mendengarkan penjelasan itu, massa kemudian meninggalkan Kantor Kejari Kefamenanu dan melanjutkan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati TTU menuntut izin tambang mangan PT Elgary Resources Indonesia segera dicabut. Aksi ini tergolong unik pasalnya diselingi dengan makan pisang dan jagung “Bose” bersama, oleh seluruh peserta aksi di depan kantor Bupati TTU.
Koordinator aksi, Emanuel Tabean disela-sela aksi mengatakan aksi demo sambil makan pisang dan makan jagung ‘Bose’ bersama dilakukan untuk menunggu kedatangan Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes.
“Aksi demo sambil makan di kantor Bupati ini kami lakukan sebagai bentuk komitmen kami untuk tidak akan pulang ke rumah sebelum Bupati Raymundus Sau Fernandes menemui kami di sini. Dan kami akan terus duduk di sini (kantor bupati Red-) sampai dia datang temui semua perwakilan masyarakat Kecamatan Insana,” tegas Emanuel.
Emanuel menuturkan tujuan mereka menemui bupati yakni ingin menuntut realisasi dari janji bupati TTU pada 28 Maret 2015 lalu, bahwa permasalahan tambang mangan PT Elgary Resources Indonesia di Desa Oenbit, Kecamatan Insana, tidak bisa diselesaikan, maka bupati sendiri akan mencabut izin usaha produksi perusahaan tersebut.
“Inilah yang membuat kami kecewa dan ingin tuntut bupati realisasikan janjinya. Pasalnya pada tanggal 20 April 2015 lalu, semua ketua suku di Kecamatan Insana, yang memiliki hak ulayat atas tanah yang sementara (sedang) dihancurkan oleh PT Elgary Resources Indonesia, telah menyerahkan surat keterangan penolakan terkait kehadiran perusahaan tambang mangan tersebut kepada Pemerintah Daerah TTU, Polres TTU, Dandim 1618 TTU, DPRD TTU dan SKPD terkait, tetapi sama sekali tidak direspon sehingga hari ini kami datang untuk tagih janji itu,” tandasnya.
Maksud hati ingin bertemu Bupati, apalah daya karena bupati tidak berada di tempat.Warga hanya ditemui Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Agusto Solokana.
“Bupati sedang tugas ke luar daerah. Minggu depan baru kembali,”tandas Solokana singkat.
Kecewa mendengar penjelasan itu, massa kemudian membentangkan terpal yang sudah dibawa sebelumnya dan mengeluarkan makanan berupa pisang dan jagung, lalu dimakan ramai-ramai di depan kantor Bupati.
Terpantau wartawan, dalam aksi itu warga membawa serta sejumlah poster bertuliskan “Pak Bupati, kami makan ubi dan jagung bukan mangan” . “Pemda TTU dan PT Elgary Resources Indonesia rusaki tanah warga”. “Bupati jangan menyusahkan kami masyarakat kecil”. (Lius Salu)