KUPANG, berandanusantara.com – PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) menargetkan akan menjadi Bank Devisa pada tahun 2022. Untuk itu, yang dilakukan saat ini adalah melakukan berbagai pembenahan, khususnya yang berkaitan dengan Tingkat Kesehatan Bank (TKB) di tahun 2021.
Merujuk pada penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) provinsi NTT, saat ini Bank NTT masuk kategori komposit 3 (cukup sehat). Sementara untuk menjadi Bank Devisa, Tingkat Kesehatan Bank harus pada peringkat komposit 2 (sehat). Oleh karena itu, program Bank NTT ‘Go TKB 2’ merupakan komitmen menuju Bank Devisa.
Berdasarkan rilis yang diterima media ini, Kamis (3/12/2020), terhitung saat ini hingga 18 bulan kedepan, ada sejumlah poin penting yang dipersiapkan untuk perbaikan tingkat kesehatan Bank NTT, yakni peningkatan modal inti Rp3 Triliun, perbaikan Good Corporate Governance (GCG), perbaikan profil resiko dan peningkatan rentabilitas.
Keempat point tersebut menjadi penekanan utama oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTT, Robert Sianipar pada launching Go TKB 2 dan penandatanganan Pakta Integritas Bank NTT pada 30 Juni 2020 lalu. Keempat poin itu mesti dipenuhi guna mencapai cita-cita menjadi Bank Devisa.
Cita-cita besar Bank NTT tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun buku 2021–2023 dan telah dipresentasikan oleh jajaran Direksi dan Komisaris kepada Gubernur NTT yang merupakan Pemegang Saham Pengendali (PSP) pada 25 November 2020 lalu. Hadir juga saat itu pihak OJK NTT beserta jajaran, dan sejumlah Kepala Divisi dari Bank NTT.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho pada kesempatan itu memberika apresiasi yang besar atas dukungan Gubernur NTT dan pihak OJK NTT yang selalu mendampingi berbagai proses di Bank NTT. Dia menjamin adanya revitalisasi Sumber Daya Manusia (SDM) Bank NTT.
“Yaitu bekerja profesional dengan tidak ada manipulasi, bekerja jujur dan tulus,” tegas Riwu Kaho yang dilantik menjadi Direktur Utama Bank NTT pada tanggal 22 Oktober 2020, melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan di kabupaten Rote Ndao.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mendukung penuh niat jajaran Bank bermoto “Melayani Lebih Sungguh” itu. Meski demikian, dia tetap mengingatkan agar tetap memperhatikan komitmen pengurus Bank untuk menjadi “Agen of Change” dan menjaga Team Work yang solid.
“Karena kedepan NTT akan menjadi pusat perhatian dunia, karena di tahun 2024 Labuan Bajo menjadi tuan rumah G20. Di situlah performance Bank NTT akan diperhitungkan jika telah menjadi Bank Devisa, dan otomatis pergerakan ekonomi NTT akan meningkat,” ujar Laiskodat. (*AM/BN).