JAKARTA – Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dipaparkan bahwa tahun 2030 mendatang setidaknya terdapat 63 juta generasi muda di Indonesia. Berkaca pada paparan tersebut, Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) berkomitmen menangkap momentum dengan mendorong generasi muda untuk memberikan dampak kemajuan dalam berbagai bidang.
Komitmen ini diwujudkan BAKTI NUSA dengan menyelenggarakan Final Pitching sebagai kegiatan puncak Leadership Project Incubation 2022. Inisiatif ini bertujuan menilai lima puluh leadership project para penerima manfaat BAKTI NUSA dan diharapkan mampu melahirkan aktivis mahasiswa yang dapat berkontribusi positif dalam mewujudkan Indonesia berdaya.
“Melalui Final Pitching ini, BAKTI NUSA berharap para penerima manfaat dapat memperoleh pemahaman baru yang lebih komprehensif dan praktikal, sehingga bisa semakin mendorong jiwa sosial serta membuka potensi memperbesar multiplier effect program kepada masyarakat,” kata Learning Designer di BAKTI NUSA, Muhammad Awaldi Rahman.
“Dalam kegiatan ini, para penerima manfaat melakukan online sprint pitching dengan durasi maksimal lima menit. Tentu itu sangat challenging bagi mereka, namun tetap menjadi sangat menarik ketika pemaparan ide beserta solusi kreatifnya mengenai creating innovative and sustainable leadership projects for broadening impact,” sambungnya.
Kegiatan ini diikuti oleh beberapa kampus ternama di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, UGM Yogyakarta, UNS Surakarta, Universitas Airlangga, ITS Surabaya, dan Universitas Brawijaya.
Rafiq Usdiqa Maulana, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya sekaligus salah satu peserta Final Pitching 2022, mengaku sangat terkesan dengan adanya kegiatan ini. “Paling berkesan saat sesi pitching berlangsung. Saya diberikan insight dan saran yang sangat bagus tentang leadership project, dan itu belum pernah terpikirkan sebelumnya. Saran tersebut bisa menjadi inovasi produk yang akan saya buat selanjutnya,” terang Rafiq, pemilik Leadership Project bernama Prorejo Malang. (MAR)