KUPANG, berandanusantara.com – Peristiwa penyerangan siswa SDN 1 Seba, kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (13/12/2016), menjadi sebuah keprihatinan yang besar bagi seluruh masyarakat. Apalagi, peristiwa tersebut memantik kemarahan warga dan berdampak pada tidak kondusifnya situasi keamanan serta ketertiban masyarakat.
DPRD NTT sebagai lembaga yang mewakili masyarakat langsung menggelar rapat sore harinya untuk menyikapi persoalan itu. Para unsur pimpinan Komisi dan Fraksi DPRD NTT secara umum mengecam dan mengutuk peristiwa keji terhadap delapan anak SD yang rata-rata berusia 8 – 11 tahun itu.
Wakil Ketua DPRD NTT, Nelson Matara yang memimpin tersebut mengatakan persoalan ini harus diaikapi secara bijak dengan melakukan komunikasi yang intens dengan semua pihak terkait, sehingga tidak bias. “Ini membutuhkan ektra pikiran dan ekstra komunikasi. Dan hang diupayakan adalah persoalan ini tidak membias,” katanya.
Anggota DPRD lainnya, Winston Rondo pada kesempatan itu secara tegas mengecam keras tindakan penyerangan terhadap anak di Sabu Raijua. Menurut dia, hal tersebut merupakan peristiwa kekerasan yang serius, dan pihak kamanan diminta untuk segera melakukan pengungkapan, penyelidikan dan penyidikan terhadap pelaku.
Sementara itu anggota DPRD NTT dari partai Golkar, Mohamad Ansor menilai peristiwa di Sabu Raijua sebagai sebuah tindakan yang keji. Menurut dia, hal ini juga perlu disikapi secara bijak agar tidak menimbulkan isu-isu yang mengganggu kemanan dan ketertiban masyarakat.
Dia juga secara tegas meminta pihak keamanan agar segera memastikan siapa pelaku yang sebenarnya. Hal tersebut sangat penting, karena menurut dia, yang sudah beredar di media, khususnya media sosial sangat berpengaruh terhadap opini dan persepsi masyarakat terkait dengan latar belakang pelaku.
“Ini sangat penting agar jangan memunculkan isu-isu lain yang justru memecah belah dan kerukunan di dalam masyarakat,” tegas dia.
Dalam rapat tersebut pada akhirnya menghasilkan rekomendasi untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Rekomendasi tersebut diantaranya, prihatin dan mengutuk kejadian di Sabu, menghimbau kapolda san Kapolres mengungkap pelaku dan harus dipublikasi agar tidak ada intepretasi lain, mendukung pemulihan di Sabu dan meminta semua Kapolres se NTT untuk mengamankan daerahnya masing-masing, serta berkomunikasi dengan para tokoh agama agar situasi Sabu Raijua dapat kembali kondusif. (AM)