KUPANG, berandanusantara.com – General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur menjamin bahwa tidak ada pemaksaan kehendak bagi pelanggan untuk beralih ke listrik pintar. Pelanggan memiliki hak untuk memilih sehingga tanpa persetujuan pelanggan maka migrasi meteran dari prabayar ke pascabayar tidak bisa dilakukan.
“Jadi kita sudah kita tegaskan bahwa pelanggan memiliki hak untuk memilih jenis meteran. Tidak boleh ada migrasi tanpa persetujuan palanggan,” tegas Richard Safkaur saat jumpa pers di kantornya, Jumat (20/11/2015).
Richard Safkaur menejelaskan tentang migrasi meteran dihadapan Anggota DPR RI, Farry Francir dan Nggota DPRD NTT, Alex Ena, Viktor Lerik dan Jefry Un Banunaek yang mendatangi kantor PLN wilayah untuk mencari tahu persoalan yang dihadapi terkait listrik di NTT yang dikeluhkan masyarakat.
Dia mengakui bahwa selama ini banyak keluhan yang masuk akibat tidak ada koordinasi antara petugas yang melakukan migrasi meteran dengan pelanggan sehingga pergantian dianggal ilegal. Dia yakin bahwa bila masyarakat sudah memahami secara benar tentang manfaat listrik pintar maka dengan sendirinya mereka akan meminta untuk migrasi.
“Saya sudah perintahkan supaya migrasi bisa dilakukan jika ada persetujuan dari pelanggan. Kita akui bahwa ada yang tidak koordinasi sehingga pelanggan marah,” ungkapnya.
Richard Safkaur juga berjanji tidak ada pemadaman bergilir lagi seperti yang terjadi hampir satu bulan terakhir. Tidak adanya pemadaman listrik karena mesin PLTU yang mengalami gangguan telah berhasil diperbaiki.
“Saat ini ganguan yang terjadi di PLTU telah berhasil diperbaiki sehingga kami janji tidak akan ada pemadaman lagi. Tadi pagi mesin yang kedua sudah berhasil diperbaiki sehingga defsit bisa teratasi” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pemadaman yang terjadi baru-baru ini akibat adanya gangguan gardu diwilayah Maulafa yang menyebabkan mesin terganggu dan terjadi shut down. Akibatnya terjadi kekruarangan atau defisit pasokan listri bagi Kota Kupang dan sekitarnya.
“Memang kita masih defisit dua megawatt dari kebutuhan listrik kita sebesar 58 megawatt namun kekurangan tersebut kita akan atasi. Kita berharap agar tahun depan ada program nasional yang akan membatu kita dengan mesin dengan kekuatan 60 megawatt,” bebernya. (seputarntt)