Kemarau Panjang, 20 Desa di Sumba Timur Alami Rawan Pangan

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

WAINGAPU, berandanusantara.com – Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, sebanyak 20 desa di kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami rawan pangan. Para petani setempat sulit mengelolah lahan pertaniannya karena kekurangan air.

Hal tersebut dibenarkan Penjabat Bupati Sumba Timur, John Hawula. Menurut dia, pemerintah Sumba Timur sudah menerima laporan rawan pangan tersebut dari 20 desa yang bersangkutan. “Kami sudah dapat laporan dan akan ditindaklanjutisesegera mungkin,” kata, Rabu (21/10/2015) melalui telepon selulernya.

Menurut dia, semua kecamatan di Sumba Timur berpotensi mengalami rawan pangan, karena untuk tahun ini hasil panen tahun ini menurun drastis. Sehingga, saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan akan segera mengucurkan bantuan beras kepada desa-desa yang positif terkena rawan pangan.

Pemda, sebut dia, akan mendata dan melakukan verifikasi masyarakat yang terkena langsung dampak rawan pangan tersebut, sehingga bantuan yang nantinya akan diberikan tepat sasaran. “Bantuan yang diberikan harus kepada warga yang benar-benar membutuhkan,” jelas dia.

Hawula menambahkan, Pemerintah kedepannya akan melakukan berbagai langkah antisipasi agar tidak terjadi rawan pangan. Hal tersebut, jelas dia, dengan mempersiapkan lahan-lahan kering milik warga yang saat ini tidak digunakan.

Dia juga membantah sejumlah isu bahwa warganya terpakasa harus mengkonsumsi ubi kayu karena rawan pangan yang terjadi. Menurut dia, makan ubi kayu sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Sumba Timur dan NTT pada umumnya. “Tidak benar isu itu, makan ubi sudah tradisi,” pungkas dia. (Ikz/AM)

Related posts