Kementrian PUPR Ganti Tanaman yang Mati di Kawasan Wisata Kelapa Lima

  • Whatsapp
Kawasan Wisata Kelapa Lima yang kini dijadikan pusat kuliner di Kota Kupang. (Foto: dok. Kementrian PUPR)

KUPANG, BN – Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I BPPW NTT, Roy Marten, S.T., menegaskan pihaknya akan mengganti sejumlah tanaman yang mati di Kawasan Wisata Kelapa Lima Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal tersebut ia sampaikan saat launching pemanfaatan Kawasan Wisata Kelapa Lima, Selasa (11/10/2022). Kawasan wisata ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Maret 2022 lalu.

Read More

Menurutnya, penggantian tanaman yang mati merupakan pesan dari Menteri PU, sehingga pihaknya akan segera menindaklanjutinya dalam beberapa minggu kedepan. Selain itu, pihaknya juga akan menambah tempat sampah di setiap lapak pedagang.

“Sehingga sampah dari tiap lapak dapat langsung diangkut dengan mobil sampah milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang,” ungkap Roy.

Kawasan Kelapa Lima yang dilaunching merupakan salah 1 dari 3 segmen penataan Kota Kupang. 2 segmen lainnya adalah Pantai LLBK dan Koridor Jalan Frans Seda. Pembangunan dilaksanakan secara multi years sejak tahun 2020 hingga tahun 2021 dengan total pembiayaan 79 Miliar 900 juta rupiah.

“Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kementerian PUPR dapat membangun ketiga segmen tersebut bagi masyarakat di Kota Kupang,” kata Roy.

Sementara Penjabat Wali Kota Kupang mengingatkan berbagai pihak baik pengelola, pedagang, maupun pengunjung agar dapat menjaga kebersihan di Kawasan Wisata Kelapa Lima.

Salah satunya dengan menempatkan tempat sampah setiap radius 200 meter dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan di kawasan wisata agar nyaman serta menarik minat pengunjung.

George juga berpesan agar setelah launching, kawasan wisata ini dapat dimanfaatkan secara baik, terutama dari segi penataan lapak bagi pegiat usaha kuliner ikan.

Bahkan ke depan, pihaknya akan meminta dukungan dari berbagai stakeholder untuk melatih service dan hospitality para pelaku usaha di tempat tersebut sehingga memenuhi standar pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut. Apalagi jika nanti di kawasan tersebut sudah rutin digelar event seni dan budaya.

“Adanya event-event nantinya akan menunjang pertumbuhan perekonomian yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat Kota Kupang, sehingga kebersihan, service juga hospitality dari pelaku usaha perlu diperhatikan dan ditingkatkan,” ujarnya. (*/BN)

Related posts