KUPANG, BN – Tokoh muda asal Kabupaten Rote Ndao, NTT, Redy Boelan meminta Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhia Kalake untuk mencabut Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 30 Tahun 2022 tentang Tata Niaga Hasil Perikanan.
Pergub yang terbit pada 14 Januari 2022 lalu itu melarang petani rumput laut menjual hasil komoditasnya ke luar daerah NTT. Akibatnya, para petani rumput laut merugi lantaran harganya anjlok hingga saat ini.
“Sebelum Pergub nomor 39 tahun 2022 diterbitkan, harga rumput laut kering adalah Rp40 ribu. Saat ini harganya Rp20 ribu bahkan ada yang kurang dari Rp15 ribu,” ungkap Redy Boelan kepada media, Sabtu (23/9/2023) melalui WhatsApp.
Mantan pengurus pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini menilai, Pergub 39 Tahun 2022 yang diterbitkan mantan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat telah menggilas eksistensi harga rumput laut di Kabupaten Rote Ndao.
“Pergub ini membuka ruang monopoli dagang oleh pengusaha rumput laut di NTT, karena tidak bisa dijual ke luar NTT secara langsung,” tegas Redy.
Akibat Pergub ini juga, lanjut Redy, tidak ada lagi pengusaha dari luar NTT yang datang berdagang di NTT, sehingga dengan sendirinya tidak terjadi kompetisi dagang. Alhasil, menurut dia, monopoli dagang dan monopoli harga tidak bisa dihindari.
“Harapan kami masyarakat terhadap PJ gubernur agar segera mencabut Pergub yang telah menindas eksistensi petani rumput laut tidak hanya di Rote Ndao tapi di seluruh NTT,” ujar mantan Staf Ahli Anggota DPD RI Ibrahim Agustinus Medah ini. (*/BN)