KUPANG, berandanusantara.com – Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis mengatakan sebuah Negara disebut gagal jika konflik sosial dan korupsi semakin marak. Selain kedua faktor ini, kesadaran masyarakat dalam pemilu yang semakin berkurang juga turut mempengaruhi eksistensi sebuah Negara.
Hal ini ditegaskannya saat memberikan sosialisasi Empat Konsensus Dasar Kebangsaan di Gereja Moria, Kelurahan Liliba, Kota Kupang, Nusa tenggara Timur (NTT), Selasa (14/7/2015). Sosialisasi dimaksud bertujuan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya empat konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fary menjelaskan, kesadaran dan komitmen masyarakat menjaga kesatuan nasional dan kehidupan yang harmonis menjadi sangat penting dikedepandan agar keberlangsungan keutuhan Negara tetap terbangun.
“Pemahaman terhadap makna-makna yang terkandung dalam konsensus berbangsa dan bernegara cukup penting sehingga dapat mencegah munculnya berbagai konflik social,” ungkap Anggota DPR RI daerah pemilihan NTT 2 ini.
Menurutnya, persoalan yang sering dihadapi bangsa seperti munculnya berbagai konflik antar suku, korupsi, kolusi dan nepotisme, konflik-konflik penegakan hukum, dan konflik Polisi-KPK memiliki potensi yang besar mengganggu keutuhan negara. “Persoalan-persoalan seperti ini menjadi tanda-tanda menuju negara gagal,” tegasnya.
Karena itu, pemahaman terhadap konsensus kebangsaan jangan sampai menipis keutuhan negara terjaga dengan baik. Fary mengatakan kasus negara gagal seperti Yunani menjadi contoh penting bagi Indonesia. Empat konsensus dasar itu merupakan modal untuk membangun bangsa yang majemuk. (AM/lintasntt)