
KUPANG, berandanusantara.com – “Bapak Presiden, kami anak Indonesia Timur membutuhkan bantuan untuk sekolah kami. SDK Puri Bunda NTT, kami cinta Indonesia, kami cinta Pancasila.”
Dua penggalan kalimat tersebut merupakan jeritan siswa-siswi SD Kristen Puri Bunda yang berlokasi di desa Camplong II, kecamatan Fatuleu, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timu (NTT).
Betapa tidak, sekolah tersebut menjadi korban hantaman angin puting beliung yang mengakibatkan tiga ruang kelas rusak berat, bahkan tanpa atap. Ironisnya, sejak kejadian itu tanggal 4 September 2017 hingga saat ini, belum ada sama sekali bantuan dari pihak manapun.
Akibatnya, karena ruang kelas tidak memungkinkan untuk digunakan, maka siswa-siswi SDK Puri Bunda terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di bawah pohon. Hal ini sudah berlangsung selama dua bulan.
“Om tolong beritakan biar kami secepatnya diberikan bantuan, karena sudah dua bulan kami sekolah di bawah pohon,” ungkap Evan Natun, salah satu siswa di sekolah tersebut.

Sementara pimpinan Yayasan Puri Bunda yang menaungi SDK Puri Bunda, Ester Muwarni, sangat berharap adanya bantuan dari berbagai pihak agar aktivitas belajar-mengajar di sekolahnya dapat kembali berjalan normal.
“Kami awalnya bangun secara swadaya dengan tujuan utama biar anak-anak di desa itu dapat menjangkau sekolah dengan jarak tempuh yang dekat. Namun sejak adanya kejadian itu, kami juga kewalahan untuk memperbaikinya,” ungkap Ester.
Dia mengaku sehari setelah kejadian puting beliung, pihaknya langsung bersurat ke Pemerintah Kabupaten Kupang. Namun, setelah beberapa minggu bantuan diberikan dalam bentuk materil bangunan. Itupun masih belum mencukupi.
“Bantuan yang kami terima melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupatrn Kupang diantaranya: tiga puluh dua seng, dua puluh enam sak semen, satu kubik kayu dan lima kilogram paku,” bebernya.
Ester sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah provinsi NTT dan pemerintah pusat, agar tiga gedung baru yang sebelumnya merupakan bantuan dari LSM Three For Art Foundation Australia itu, dapat segera diperbaiki.
“Semoga ada perhatian dari pemerintah,” harap Ester.
Ketua Pospera NTT, Yanto Lili mengatakan siap menyuarakan apa yang menjadi jeritan siswa-siswi SDK Puri Bunda kepada pemerintah pusat. Bahkan dia berjanji akan meneruskan pesan ini kepada Presiden RI, Joko Widodo.
“Sebagai mata, telinga dan tangan Jokowi, maka kami siap membantu menyuarakan aspirasi masyarakat NTT kepada pemerintah pusat,” tegasnya.
Untuk diketahui, SDK Puri Bunda dibangun oleh niat tulus Ester Muwarni untuk membantu pendidikan anak-anak di kabupaten Kupang. Dimana, akses ke sekolah yang selama ini ada sangat jauh dan sulit dijangkau.
Selain itu, sekolah tersebut hadir untuk mewujudkan visi fan misi membangun pendidikan di Indonesia. SDK Puri Bunda sendiri tercatat memiliki siswa sebanyak 44 orang dengan 6 tenaga pengajar. (Andyos Manu)