KUPANG, berandanusantara.com- Dalam upaya menumbuhkan rasa kepedulian terhadap hak-hak penyandang disabilitas di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) dan Majalah Diffa menggelar pelatihan cara meliput isu disabilitas, yang diikuti sebanyak 20 Wartawan dari berbagai media di Kupang.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari sejak Kamis, 12 Desember sampai dengan 13 Desember 2014, bertempat di Aula UPTD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT.
General Manajer Majalah Diffa, Jonna Damanik mengatakan, isu disabilitas sampai dengan saat ini masih sangat minim karena masih dianggap hal yang biasa-biasa saja dan bukan merupakan isu seksi.
Sebenarnya, kata Jonna, media mempunyai peranan yang sangat penting dalam merubah persepsi masyarakat terhadap orang-orang penyandang disabilitas. “Persepsi masyarakat terhadap orang cacat bervariasi, oleh karena itu untuk menyamakan persepsi positif terhadap penyandang disabilitas salah satunya hanya bisa dilakukan melalui media,” ungkapnya, Kamis (11/12/2014).
Jona menambahkan, sesuai survey yang dilakukan selama 1,5 tahun, hanya ada 64 berita yang memuat tentang isu disabilitas yang ada di Indonesia. Padahal, kata dia, jumlah penyandang disabilitas yang ada di Indonesia mencapai 15 persen dari total jumlah penduduk secara keseluruan.
“Saya yakin, Wartawan tahu bagaimana cara membuat isu yang biasa menjadi seksi, dan saya berharap setelah kegiatan pelatihan ini, Wartawan di NTT juga bisa menjadikan isu disabilitas menjadi isu yang seksi di medianya masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Yohanes Pakereng, perwakilan ILO Jakarta mengatakan Kupang merupakan Kota ke lima diselenggarakannya kegiatan ini. Pelatihan serupa telah dilakukan sebelumnya di sejumlah Kota yang ada di Indonesia.
Ia menambahkan, setelah kegiatan pelatihan tersebut, isu tentang disabilitas bisa lebih banyak diberitakan di daerah NTT. “Semoga dengan pelatihan ini, dan dengan pemahaman yang diberikan kepada Jurnalis dalam memberitakan soal isu disabilitas, tujuan untuk merubah persepsi tentang orang cacat (disabilitas) bisa tercapai,” pungkasnya. (Andyos)