LABUAN BAJO, berandanusantara.com – Banyak orang kerap kali ketika sukses belum tentu ingin kembali ke kampung halamannya. Apalagi kembali hanya untuk hidup yang tak sebanding dengan apa yang didapat di Ibukota.
Namun, tidak bagi sosok Benny K Harman. Figur yang satu ini sudah malang melintang sebagai Aktivis, Jurnalis dan terakhir sebagai anggota DPR RI. Sepak terjangnya sudah diakui secara nasional dengan jabatannya sebagai Pimpinan Komisi III.
Dengan jabatan dan berbagai aktifitasnya, Benny K Harman, atau akrab disapa BKH, terbilang mapan. Bahkan sangat mapan. Meski sudah sangat mapan, BKH masih merasa punya beban. Beban itu saat melihat masyarakat di kampung halamannya masih sulit. Sulit secara ekonomi, infrastruktur, maupun pendidikan.
Lagu khas Manggarai berjudul Ngkiong menjadi salah satu yang membuat sosok yang cukup disegani di tingkat nasional itu kembali ke NTT. Lagu Ngkiong cukup punya makna tersendiri bagi BKH. Lagu itu membuatnya tunduk dan rela meninggalkan semua kemewahan yang sudah dia dapat di Ibukota.
Ngkiong aaa ngkiong ooo ngkiong Ngkiong eee
Wae mokel ngkiog eee
Rahit awon ta ngkiong eee
Selat Sape ngkiong eee
Rahit’n a rahit sale’n ntan ngkiong eee
Reff: Elang ta, Elang ta, eee ha ya
Eeee ite ame rinding mane
Elang ta sok tai ga
Elang ta, elang ta, eee ha ya
Eeee ite ine rinding wie
elang ta sok tai ga
Seperti itulah lirik lagu Ngkiong yang dinyanyikan Benny K Harman pada saat Deklarasi dirinya maju sebagai calon Gubernur NTT bersama pasangannya, Benny A Litelnoni (Paket Harmoni), pada tanggal 27 Januari 2018 lalu. Lagu itu dia nyanyikan lagi di Gendang Rego, desa Rego, kecamatan Pacar, kabupaten Manggarai Barat, Selasa (20/3/2018) kemarin.
Namun, entah kenapa, kali ini Benny K Harman, yang tiba di Gendang Rego usai menyusuri medan berat, terjal dan rusak parah, menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan. Warga dan para tetua adat yang hadir terdiam dan ikut menghayati lagu itu. Suasana saat itu hening. BKH rupanya menghayati betul pesan lagu tersebut.
Memang, lirik lagu Ngkiong memiliki makna yang sangat dalam. Lagu itu mengingatkan bahwa anak yang telah sukses atau berhasil, jangan lupa kampung halaman. Jangan lupa kesusahan dan kesulitan yang ada di kampung halaman. Itulah mengapa sambil melantunkan lagu itu, BKH meneteskan air mata. Tetesan air mata sosok yang sangat cerdas itu memiliki pesan yang sangat bermakna. Dia sadar betul apa yang harus dia lakukan untuk rakyat NTT.
Kini, BKH telah membuat keputusan. Bukan tanpa alasan dia membuat keputusan yang terbilang sulit itu. Namun, hanya dengan menjadi Gubernur agar bisa menjawab semua persoalan yang menjadi keluhan masyarakatnya selama ini. Dengan konsep atau program yang telah dikonsepkannya bersama Benny A Litelnoni, dia berjanji akan tulus dan total melaksanakan tanggung jawabnya, apabila diberikan amanah oleh rakyat.
Lima program unggulan yakni Desa Menyala, pembenahan infrastruktur, membuka lapangan kerja baru, kredit tanpa jaminan, serta beasiswa bagi pelajar yang telah disosialisasikan di berbagai tempat yang didatangi, akan bisa dilaksanakan jika ada amanah dari rakyat yang punya hak menentukan siapa pemimpinnya.
Jika amanah itu diberikan, pasangan nomor 3, Benny K Harman dan Benny Litelnoni, yang tren dengan tagline Harmoni, maka dipastikan semua yang menjadi visi dan misi pasti akan dilaksanakan agar masyarakat NTT sejahtera. Kontrak politik yang telah ditanda tangani dengan masyarakat, menjadi komitmen kuat paket Harmoni untuk melaksanakan amanah seluruh rakyat NTT. (Tim)