Curhat Korban Pencabulan Ayah Kandung Dalam Secarik Kertas

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

KUPANG, berandanusantara.com – Kasus pencabulan anak kandung oleh oknum Polisi Zeth Andreas Blegur, menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Namun, ada hal yang sangat mengharukan, curahan hati (curhat) korban yang ditulis tangan pada secarik kertas.

Sebut saja Bunga, 15 tahun, tak pernah menyangka kalau akan mengalami hal pahit dalam hidupnya. Batinnya harus tersiksa akibat luapan nafsu bejat yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Sosok pria yang seharusnya menjadi pelindung, justru telah menghancurkan hidupnya.

Awal mula terkuak perlakuan oknum Polisi ini, justru melalui tulisan tangan anaknya dalam secarik kertas. Saat itu, Natalia da Rosa, ibu kandung korban sedang menjenguk keluarga di Kota Atambua, kabupaten Belu.

Awalnya, kata Natalia, dirinya pun sama sekali belum mengetahui apa yang dialami oleh anaknya itu. Setelah membacanya, Natalia baru mengetahui bila selama ini suaminya memperlakukan buah hati mereka secara tak wajar.

Dalam secarik kertas itu, terdapat curahan hati Bunga yang sangat dalam dan mengharukan. Bunga seolah sedang mengalami tekanan bathin yang sangat luar biasa.

“Mama beta mau bertemu dengan ibu Polwan, Mama beta sonde sanggup hidup lagi, beta berdoa supaya rumah tangga Mama dengan Bapa baik-baik saja beta minta,” demikian ungkapan hati Bunga dalam secarik kertas itu.

Karena tekanan yang begitu dahsyat, jelas Natalia, anak kandung mereka sempat mengalami stres dan melarikan diri selama satu bulan. Selama satu bulan itu, bunga terpaksa sempat bekerja di salah satu toko di kelurahan Fatubesi, Kota Kupang.

“Dia sempat stres dan kabur dari rumah sekitar satu bulan lamanya,” kata Natalia, saat dihubungi belum lama ini.

Menurut Natalia, perbuatan bejat suaminya terhadap anak kandung mereka bukan hanya sekali terjadi. Namun, telah dilakukan secara berulang-kali. “Puncaknya bulan fabruari 2014, semuanya berhasil terbongkar,” kata Natalia.

Natalia menganggap terbongkarnya perbuatan suaminya merupakan petunjuk Tuhan. Selain lewat secarik kertas tulisan anaknya, ada juga cerita lain yang turut menguatkan tindakan bejat suami terhadap anak kandungnya.

Pada bulan februari 2014 lalu, ia sedang beristirahat di ruang tamu. Sementara suaminya berada di dalam kamar. Tiba-tiba, ia bangun dan dengan kagetnya mendengar teriakan anaknya yang datang melapor kalau dirinya hendak diperkosa oleh ayah kandungnya sendiri.

Namun, saat Natalia menanyakan perihal pengaduan anaknya kepada Zeth Blegur, dengan entengnya berkelit dan sama sekali tidak mengakui perbuatannya. “Meski demikian, anak saya (Bunga) sudah menceritakan secara blak-blakan niat busuk suami saya,” ungkapnya.

Zeth Andreas Blegur merupakan anggota Polisi yang kesehariannya bertugas di Kepolisian Resort Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jaksa telah mendakwa oknum Polisi ini dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Meski demikian, informasi yang diperoleh, pelaku masih berkeliaran sampai dengan saat ini.

Hal lain yang juga menjadi pertanyaan Natalia adalah mengapa sampai dengan saat ini, Pelaku dan korban masih tinggal satu rumah. Padahal, jelas Natalia, hak asuh anak dalam putusan sidang perceraian jatuh di tangannya. (AM/Ikzan/lntt)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *