MATARAM – Sebanyak 167.000 balita di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih mengalami stunting, yakni kondisi gagal tumbuh kembang anak yang menyebabkan anak kurang cerdas dan mudah sakit. Jumlah ini masih tergolong tinggi karena mencakup 33,49% dari total balita yang ada di NTB.
Untuk menekan itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggagas pelatihan bagi 66 peserta yang terdiri dari Penyuluh KB dan Kader Posyandu dari Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat, Provinsi NTB.
“Penyuluh serta kader yang aktif dan responsif merupakan motor penggerak utama berbagai program kesejahteraan sosial di tingkat lini lapangan. Oleh karenanya, penting bagi penyuluh serta kader untuk memiliki kapasitas yang baik berkaitan dengan faktor-faktor risiko terjadinya stunting sehingga pendampingan bagi keluarga berisiko stunting sebagai langkah pencegahan stunting di masa mendatang,” ujar Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Drs. Sama’an saat membuka kegiatan pelatihan, Rabu (8/9/2021).
Sebelumnya, BKKBN telah bekerja sama dengan 1000 Days Fund dalam berbagai upaya penanganan stunting, termasuk salah satunya dengan upaya pendistribusian sampai dengan 2 juta Poster PenTing ke seluruh Indonesia.
“BKKBN telah mendapatkan mandat dari Presiden untuk mempercepat upaya penanganan stunting agar dapat mencapai target penurunan ke angka 14% pada tahun 2024. Sebagai negara kepulauan yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak, keterlibatan banyak pihak dibutuhkan di berbagai tempat untuk bisa mencapai target penurunan stunting sesegera mungkin,” ujar Kepala BKKBN pusat, Hasto Wardoyo.
“Untuk merealisasikan hal ini kami menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk 1000 Days Fund selaku organisasi yang banyak melakukan “serangan darat” untuk melaksanakan pelatihan terhadap para Penyuluh KB, Kader, Mahasiswa dan pihak-pihak lainnya yang bisa melakukan “serangan darat” secara langsung,” sambungnya.
Studi yang dilakukan oleh 1000 Days Fund menunjukan bahwa keberadaan Poster PenTing sebagai medium edukasi dan fungsi pengingat, secara efektif membuahkan perubahan perilaku yang mendukung pencegahan stunting sampai dengan 64%.
“Kami sangat senang bisa mendukung BKKBN dan pemerintah NTB dalam upaya pencegahan stunting melalui pembekalan terhadap penyuluh KB dan kader yang menjadi ujung tombak upaya pencegahan stunting di Indonesia. Kami harap kedepannya lebih banyak lagi pihak yang berpartisipasi dalam upaya pencegahan stunting, karena kami yakin jalan menuju penghapusan stunting di Indonesia adalah melalui kolaborasi multi-pihak,” ujar Velofa Theresia selaku Special Project & Finance 1000 Days Fund.
Sejak didirikan pada tahun 2018, 1000 Days Fund melakukan berbagai upaya untuk menciptakan, uji coba dan mengaplikasikan solusi inovatif, berbiaya efektif untuk mengakhiri stunting di Indonesia, salah satunya melalui pendistribusian poster tinggi badan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi stunting pada anak, dan memuat informasi dasar mengenai stunting dan langkah-langkah pencegahannya.
Bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah lokal, dan BKKBN selama 3 tahun terakhir, 1000 Days Fund berhasil mencegah 10,373 kasus stunting, mendistribusikan 76.866 poster tinggi badan di 25 pulau. Terutama yang lebih penting, telah melatih lebih dari 1.000 kader kesehatan, yang dengan pengetahuan baru dan pengalaman bisa menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup generasi masa depan. (*/BN)