KUPANG, berandanusantara.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tahun 2018 berhasil mengungkap tujuh (7) kasus peredaran gelap Narkotika di wilayah provinsi NTT.
Hal ini dijelaskan Kepala BNN NTT, Brigjen Pol Teguh Iman Wahyudi, SH, MM dalam konferensi pers, Rabu (19/12/2018), di kantor BNN provinsi NTT, jalan Palapa Nomor 1A, Oebobo, Kupang.
Menurutnya, tujuh kasus tersebut terungkap pada periode Februari-November 2018, dengan tempat kejadian perkara (TKP) diantaranya; di Kota Kupang dan Waingapu, Sumba Timur.
Pada tanggal 16 Februari 2018, jelas Teguh Iman Wahyudi, pihaknya berhasil mengamankan sebanyak tiga tersangka masing-masing; AD, AAS dan RT di Mall Flobamora dan Jalan Perintis Kemerdekaan, kelurahan Kayu Putih, Kota Kupang.
“Barang bukti yang berhasil diamankan diantaranya; satu paket shabu seberat 0,0816 GR, satu paket shabu seberat 0,0555 GR, satu paket sabu seberat 1,0620 GR, serta satu paket ganja kering seberat 0,4586 GR,” beber Teguh.
Kemudian, pada tanggal 8 Oktober 2018, aparat BNN kembali berhasil menangkap pelaku berinisial AM di jalan Perintis Kemerdekaan Walikota, Kota Kupang, dengan barang bukti diantarabya; 22 ranting ganja kering dan dua pak kertas linting tembakau.
Selain itu, jelas Teguh, di Kota Waingapu, kabupaten Sumba Timur, pihaknya juga berhasil mengungkap peredaran gelap Narkotika tepatnya di Jalan Ahmad Yani, dengan tersangka berinisial A.F.
“Barang bukti satu botol Liquid VAPE berisi cairan 5F-ADB (sintetic canabinoid) sekitar 15 ML dan satu botol liquid VAPE berisi cairan 5F-ADB (sintetic canabinoid) 5 ML,” ungkap Teguh didampingi para pejabat BNN provinsi NTT.
Sementara pada tanggal 22 November 2018, BNN NTT juga berhasil mengamankan dua tersangka berinisial UMK dan AG, di dua lokasi berbeda yakni Jalan Radamata Matawai dan Jalan Kamalaputih, Kota Waingapu.
“Barang bukti yang diamankan satu botol liquid VAPE berisi cairan 5F-ADB (sintetic canabinoid) 10 ML dan satu paket ganja kering seberat 0,6553 GR,” bebernya.
Selain pemberantasan, pihak BNN juga melakukan rehabilitasi terhadap 110 klien, dimana rehabilitasi rawat jalan sebanyak 60 orang di Klinik Pratama BNN provinsi NTT, pasca rehabilitasi reguler dan rawat lanjut tahap satu sampai lima sebanyak 50 orang, serta Layanan Assement Terpadu (kasus hukum) sebanyak 12 orang. (AM)