Kapus Nunkolo Bantah Aniaya Keluarga Pasien

  • Whatsapp
Kondisi Markus Missa setelah diduga dianiaya Alfian Kase dan Staf. (Ist)
Kondisi Markus Missa setelah diduga dianiaya Alfian Kase dan Staf. (Ist)
Kondisi Markus Missa setelah diduga dianiaya Alfian Kase dan Staf. (Ist)

SOE, berandanusantara.com – Kepala Puskesmas (kapus) Nunkolo, Alfian Kase mengelak bahwa dirinya tidak pernah melakukan penganiayaan terhadap Markus Missa, keluarga (suami) pasien, Antonia Nimlene, yang hendak memeriksa kandungan pada tanggal 29 Juni 2018 lalu.

Saat dikonfirmasi media, (12/7/2018), melalui telepon selulernya, Alfian memang mengakui ada tindakan penganiayaan terhadap Markus Missa. Namun, Alfian justru menuding suami salah seorang stafnya yang melakukan tindakan penganiayaan tersebut.

Read More

“Saya sama sekali tidak ikut memukul, Saya justru yang membela korban karena mengingat dia juga masyarakat saya, yang memukul itu suami seorang Bidan,” ungkapnya.

Alfian menjelaskan, kejadian tersebut bermula dari ketersinggungan seorang Bidan saat menerima korban (Markus Missa) yang kemudian menurut Alfian Kase, dilempari sepatu, entah apa penyebabnya.

“Suami ibu ini (Bidan) datang ke puskesmas dan melakukan pemukulan terhadap orang ini,” tuding kepala puskesmas.

Anehnya, suami ibu hamil yang babak belur dianiaya, tetapi kepala puskesmas juga mengaku sudah membuat laporan polisi.

Penjelasan yang disampaikan kepala puskesmas bertolak belakang dengan apa yang disampaikan korban dan masyarakat yang kebetulan sedang berobat saat itu.

“Waktu itu bapak Markus dikerumuni pegawai puskesmas termasuk pak kepala puskesmas, bapak Markus dipukuli sampai jatuh dan diinjak, terus istri bapa Markus melerai sambil menangis, setelah itu saya lihat bapa Markus sudah berlumuran berdarah,” kata DT yang mengaku tanpa sadar ngompol, karena ketakutan melihat kejadian itu.

Menurut DT, setelah kejadian sadis itu dilerai, selang beberapa saat tiba – tiba seorang laki – laki datang sambil marah – marah, sementara korban (Markus) sudah tidak berdaya karena dipukuli beramai – ramai.

“Selain seorang laki – laki yang marah – marah, juga seorang polisi datang dan mengamankan bapak Markus,” jelas DT.

Sementara istri korban, Antonia Nomlene, mengatakan saat dia mencoba menyelamatkan suaminya, Ia juga terkena pukulan nyasar.

“Saya kalau tidak tolong suami mungkin dia bisa mati, suami saya tidak bisa melawan karena banyak orang,” ujar ibu hamil yang nekad selamatkan suaminya itu.

Lebih lanjut Antonia menjelaskan, ada seseorang yang datang kebelakangan dan katanya tentara (TNI).

“Tapi saat dia datang suami saya sudah mandi darah. Saya bingung, ada pak polisi yang datang lalu kepala puskesmas suru borgol suami saya, padahal yang dianiaya suami saya,” ujarnya.

“Tapi pak polisi itu tidak borgol suami saya, dia bawa kami ke pospol kemudian kami langsung ke puskesmas Oinlasi sekalian ambil Visum,” imbuh Antonia.

Keluarga korban yang diwakili Zet Missa meminta aparat penegak hukum agar bertindak adil dalam menangani persoalan tersebut.

“Kami ini ‘orang kecil’, biasanya hukum itu lemah jika yang jadi korban itu orang kecil lalu pelaku itu ‘orang besar’. karena itu kami mohon bapak kapolsek dan jajaran segera tangkap pelaku penganiayaan dan pengeroyokan terhadapa adik saya Markus Missa, jika bapak serius menangani persoalan orang kecil,” tantang Zet Missa. (AM/MBN/TIM)

Related posts